Sabtu, 15 Januari 2011

CAMPAK/MORBILI

Desember 2008
CAMPAK / MORBILI

oleh : AGUS SUHERMAN WANGSA


A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

o Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi.

o Campak adalah suatu infeksi akut yang sangat menular ditandai oleh gejala prodormal panas, batuk, pilek, radang mata disertai dengan timbulnya bercak merah makulopapurer yang menyebar ke seluruh tubuh yang kemudian menghitam dan mengelupas.

2. ETIOLOGI

Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat dalam secret nasofaring dan darah selama prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.

Cara penularannya adalah dengan droplet dan kontak langsung.

3. MANIFESTASI KLINIS

a. Masa tunas 10 – 20 hari tanpa gejala.

b. Stadium kabaral / prodormal.

Berlangsung 4 – 5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, bercak koplik coryza.

c. Stadium erupsi.

Berlangsung 2 – 3 hari setelah stadium prodormal. Timbul enantema pada palatum mole, pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula, splenomegali, adanya ras makulo papous pada seluruh tubuh dan panas tinggi serta biasanya terjadi black measles.

d. Stadium konvalesensi (penyembuhan).

Erupsi berkurang meninggalkan hiperpigmentasi yang akan menghilang sendiri serta suhu menurun sampai menjadi normal.

4. PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berklembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.

b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.

c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.

6. PENATALAKSANAAN TERAPI

Morbili merupakan suatu penyakit self – limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu:

o Memperbaiki keadaan umum.

o Antipiretika bila suhu tinggi.

o Seldativum.

o Obat batuk.

Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:

o Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.

o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

o Anak yang sakit.

o Orang tua.

b. Riwayat kesehatan

o Keluhan utama.

o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).

o Riwayat kesehatan lalu.

o Riwayat kesehatan keluarga.

o Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG…..x, imunisasi……x, ada kelainan / tidak.

o Riwayat imunisasi (bayi dan anak).

o Riwayat nutrisi.

o Riwayat tumbuh kembang.

c. Pola aktivitas sehari-hari

o Nutrisi / minum : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

o Tidur / istirahat : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

o Kebersihan : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

o Eliminasi : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

d. Pemeriksaan fisik

o K/U lemah

o TTV (suhu di atas 38oC)

o Pemeriksaan mulai dari kepala – musculoskeletal termasuk neurology.

e. Pemeriksaan penunjang

o Pemeriksaan darah

o Pemeriksaan sel giant

o Pemeriksaan serologis

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.

c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal.

d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.

e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI

a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Kriteria – standart:

- Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan peningkatan yang tepat.

- Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.

Intervensi Keperawatan:

o Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es).

Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan

o Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi.

o Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang sering.

Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan.

o Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai membaik.

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit.

b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus.

Criteria – standart:

- Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai normal.

- Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.

Intervensi keperawatan:

o Memberikan kompres dingin / hangat.

Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.

o Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.

Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh.

o Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.

Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.

c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal.

Kriteria – standart:

- Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.

- Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.

Intervensi keperawatan:

o Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas resep dokter.

Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh anak.

o Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan membuat tidak nyaman.

Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan menambah rasa tidak nyaman.

o Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan sering-sering dibedaki.

Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa pasien.

o Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga dengan bethadine.

Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa nyaman.

d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.

Criteria – standart:

- Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.

- Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda mudah terserang panyakit.

Intervensi keperawatan:

o Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan bantal untuk meninggikan kepalanya.

Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi udara dalam paru.

o Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.

Rasional : mencegah terjadinya aspirasi.

o Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau membawanya keluar selama masih demam.

Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu tubuh.

e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

Kriteria – standart:

- Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.

- Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.

Intervensi keperawatan:

o Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi.

Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua.

o Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat.

Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang pencegahan penyakit anaknya.

4. EVALUASI

a. Suhu tubuh normal / turun (36,7oC – 37,6oC).

b. Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.

c. Tubuh tidak merasa gatal.

d. Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit morbili dan pencegahannya.

C. LITERATUR

Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak FKUI. Jakarta:

Romeltea Media
PENGERTIAN IMUNISASI Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Posting Komentar

 
back to top